watch sexy videos at nza-vids!

Turun ke bawah
login


MusicVideoimage game
CERITA DEWASA +18th hadi.yn.lt
UPDATE 05-02-2015
NGENTOTIN CEWEK TEMAN KERJA YG DIKENAL SOLEHA AMPE MUNCRAT
Sebuah kisah seorang pria ngentot
teman kerja perempuannya yang
selama ini terkenal solehah dan
berjilbab rapi serta sudah
bersuami. Simak selengkapnya
berikut ini cerita ngentotnya!
Di kantorku ada seorang wanita
berjilbab yang sangat cantik dan
anggun. Tingginya sekitar 165 cm
dengan tubuh yang langsing.
Kulitnya putih dengan lengsung
pipit di pipi menambah
kecantikannya, suaranya halus dan
lembut. Setiap hari dia
mengenakan baju gamis yang
panjang dan longgar untuk
menyembunyikan lekuk tubuhnya,
namun aku yakin bahwa tubuhnya
pasti indah. Namanya Fatma, dia
sudah bersuami dan beranak 2,
usianya sekitar 30 tahun. Dia
selalu menjaga pandangan
matanya terhadap lawan jenis
yang bukan muhrimnya, dan jika
bersalamanpun dia tidak ingin
bersentuhan tangan. Namun
kesemua itu tidak menurunkan
rasa ketertarikanku padanya,
bahkan aku semakin penasaran
untuk bisa mendekatinya apalagi
sampai bisa menikmati
tubuhnya…., Ya…. Benar… Aku
memang terobsesi dengan
temanku ini. Dia betul-betul
membuatku penasaran dan
menjadi objek khayalanku siang
dan malam di saat kesendirianku
di kamar kost. Aku sebenarnya
sudah berkeluarga dan memiliki 2
orang anak yang masih kecil-kecil,
namun anak dan istriku berada di
luar kota dengan mertuaku,
sedangkan aku di sini kost dan
pulang ke istriku seminggu sekali.
Kesempatan untuk bisa
mendekatinya akhirnya datang
juga,
Ketika aku dan dia ditugaskan oleh
atasan kami untuk mengikuti
workshop di sebuah hotel di kota
Bandung selama seminggu.
Hari-hari pertama workshop aku
berusaha mendekatinya agar bisa
berlama-lama ngobrol dengannya,
namun Dia benar-benar tetap
menjaga jarak denganku, hingga
pada hari ketiga kami mendapat
tugas yang harus diselesaikan
secara bersama-sama dalam satu
unit kerja.
Hasil pekerjaan harus diserahkan
pada hari kelima. Untuk itu kami
bersepakat untuk mengerjakan
tugas tersebut di kamar hotelnya,
karena kamar hotel yang
ditempatinya terdiri dari dua
ruangan, yaitu ruang tamu dan
kamar tidur.
Sore harinya pada saat tidak ada
kegiatan workshop, aku sengaja
jalan-jalan untuk mencari obat
perangsang dan kembali lagi
sambil membawa makanan dan
minuman ringan.
Sekitar jam tujuh malam aku
mendatangi kamarnya dan kami
mulai berdiskusi tentang tugas
yang diberikan. Selama berdiskusi
kadang-kadang Fatma bolak-balik
masuk ke kamarnya untuk
mengambil bahan-bahan yang dia
simpan di kamarnya, dan pada
saat dia masuk ke kamarnya untuk
kembali mengambil bahan yang
diperlukan maka dengan cepat aku
membubuhkan obat perangsang
yang telah aku persiapkan.
Dan aku melanjutkan pekerjaanku
seolah-olah tidak terjadi apa-apa
ketika dia kembali dari kamar.
Hatiku mulai berbunga-bunga,
karena obat perangsang yang
kububuhkan pada minumannya
mulai bereaksi. Hal ini tampak dari
deru napasnya yang mulai
memburu dan duduknya gelisah
serta butiran-butiran keringat yang
mulai muncul dikeningnya. Selain
itu pikirannyapun nampaknya
sudah susah untuk focus terhadap
tugas yang sedang kami kerjakan
Namun dengan sekuat tenaga dia
tetap menampilkan kesan sebagai
seorang wanita yang solehah,
walaupun seringkali ucapannya
secara tidak disadarinya disertai
dengan desahan napas yang
memburu dan mata yang semakin
sayu.
Aku masih bersabar untuk tidak
langsung mendekap dan
mencumbunya, kutunggu hingga
reaksi obat perangsang itu benar-
benar menguasainya sehingga dia
tidak mampu berfikir jernih.
Setelah sekitar 30 menit,
nampaknya reaksi obat perangsang
itu sudah menguasainya, hal ini
Nampak dari matanya yang
semakin sayu dan nafas yang
semakin menderu serta gerakan
tubuh yang semakin gelisah.
Dia sudah tidak mampu lagi focus
pada materi yang sedang
didiskusikan, hanya helaan nafas
yang tersengal diserta tatapan
yang semakin sayu padaku. Aku
mulai menggeser dudukku untuk
duduk berhimpitan disamping
kanannya, dia seperti terkejut
namun tak mampu mengeluarkan
kata-kata protes atau penolakan,
hanya Nampak sekilas dari tatapan
matanya yang memandang curiga
padaku dan ingin menggeser
duduknya menjauhiku, namun
nampaknya pengaruh obat itu
membuat seolah-olah badannya
kaku dan bahkan seolah-olah
menyambut kedatangan tubuhku.
Setelah yakin dia tidak menjauh
dariku, tangan kiriku mulai
memegang tangan kanannya yang
ia letakkan di atas pahanya yang
tertutup oleh baju gamisnya.
Tangan itu demikian halus dan
lembut, yang selama ini tidak
pernah disentuh oleh pria selain
oleh muhrimnya. Tangannya
tersentak lemah dan ada usaha
untuk melepaskan dari
genggamanku, namun sangat
lemah bahkan bulu-bulu halus
yang ada di lengannya berdiri
seperti dialiri listrik ribuan volt.
Matanya terpejam dan tanpa sadar
mulutnya melenguh..
”Ouhh….”, tangannya semakin
basah oleh keringat dan tanpa dia
sadari tangannya meremas
tanganku dengan gemas.
Aku semakin yakin akan reaksi obat
yang kuberikan… dan sambil
mengutak-atik laptop, tanpa
sepengetahuannya aku aktifkan
aplikasi webcam yang dapat
merekam kegiatan kami di kursi
panjang yang sedang kami duduki
dengan mode tampilan gambar
yang di hide sehingga kegiatan
kami tak terlihat di layar monitor.
Lalu tangan kananku
menggenggam tangan kanannya
yang telah ada dalam
genggamanku, tangan kiriku
melepaskan tangan kanannya yang
dipegang dan diremas mesra oleh
angan kananku, sehingga tubuhku
menghadap tubuhnya dan tangan
kiriku merengkuh pundaknya dari
belakang. Matanya medelik marah
dan dengan terbata-bata dan
nafas yang memburu dia berkata
“Aaa…aapa..apaan….nih……Pak..?”
Dengan lemah tangan kirinya
berusaha melepaskan tangan kiriku
dari pundaknya. Namun gairahku
semakin meninggi, tanganku
bertahan untuk tidak lepas dari
pundaknya bahkan dengan gairah
yang menyala-nyala wajahku
langsung mendekati wajahnya dan
secara cepat bibirku melumat
gemas bibir tipisnya yang selama
ini selalu menggoda nafsuku.
Nafsuku semakin terpompa cepat
setelah merasakan lembut dan
nikmatnya bibir tipis Fatma,
dengan penuh nafsu kuhisap kuat
bibir tipis itu.
“Ja..jangan …Pak Ouhmmhhh…
mmmhhhh…”
Hanya itu kata yang terucap dari
bibirnya.. karena bibirnya
tersumpal oleh bibirku.
Dia memberontak.., tapi kedua
tangannya dipegang erat oleh
tanganku, sehingga ciuman yang
kulakukan berlangsung cukup
lama.
Fatma terus memberontak…, tapi
gairah yang muncul dari dalam
dirinya akibat efek dari obat
perangsang yang kububuhkan
pada minumannya membuat
tenaga berontaknya sangat lemah
dan tak berarti apa-apa pada
diriku. Bahkan semakin lama kedua
tangannya bukan berusaha untuk
melepaskan dari pegangn
tanganku tapi seolah mencengkram
erat kedua tanganku seperti
menahan nikmatnya rangsangan
birahi yang kuberikan padanya,
perlahan namun pasti bibirnya
mulai membalas hisapan bibirku,
sehingga terjadilah ciumannya
yang panas menggelora, matanya
tertutup rapat menikmati ciuman
yang kuberikan.
Pegangan tanganku kulepaskan
dan kedua tanganku memeluk erat
tubuhnya sehingga dadaku
merasakan empuknya buahdada
yang tertutup oleh baju gamis
yang panjang.
Dan kedua tangannyapun memeluk
erat dan terkadang membelai
mesra punggungku. Bibirku mulai
merayap menciumi wajahnya yang
cantik, tak semilipun dari
permukaan wajahnya yang luput
dari ciuman bibirku. Mulutnya
ternganga… matanya mendelik
dengan leher yang tengadah…
”Aahhh….. ouh…… mmmhhhh….
eehh… ke.. na.. pa….. begi..nii…
ouhhh …”
Erangan penuh rangsangan keluar
dari bibirnya disela-sela ucapan
ketidakmengertian yang terjadi
pada dirinya..
Sementara bibirku menciumi wajah
dan bibirnya dan terkadang
lehernya yang masih tertutup oleh
jilbab yang lebar…, secara
perlahan tangan kanan merayap ke
depan tubuhnya dan mulai
meremas buah dadanya..
”Ouhhh….aahhh…”
Kembali dia mengerang penuh
rangsangan. Tangan kirinya
memegang kuat tangan kananku
yang sedang meremas
buahdadanya. Tetapi ternyata
tangannya tidak berusaha
menjauhkan telapak tanganku dari
buahdadanya, bahkan
mengarahkan jariku pada putting
susunya agar aku mempermainkan
putting susunya dari luar baju
gamis yang dikenakannya
“ouh…ouh…ohhh…..”
Erangan penuh rangsangan
semakin tak terkendali keluar dari
mulutnya Telapak tanganku
dengan intens mempermainkan
buahdadanya…, keringat sudah
membasahi gamisnya…, bahkan
tangan kanannya dengan gemas
merengkuh belakang kepalaku dan
mengacak-ngacak rambutku serta
menekan wajahku agar ciuman
kami semakin rapat…
Nafasnya semakin memburu
dengan desahan dan erangan
nikmat semakin sering keluar dari
mulutnya yang indah. Tangan
kananku dengan lincah
mengeksplorasi buahdada,
pinggang dan secara perlahan
turun ke bawah untuk membelai
pingggul dan pantatnya yang
direspon dengan gerakan
menggelinjang menahan nikmatnya
nafsu birahi yang terus
menderanya. Tangan kananku
semakin turun dan membelai
pahanya dari luar gamis yang
dikenakannya… dan terus kebawah
hingga ke ujung gamis bagian
bawah. lalu tanganku menyusup ke
dalam sehingga telapak tanganku
bisa langsung menyentuh betisnya
yang jenjang..
Ouhhh… sungguh halus dan
lembut terasa betis indah ini,
membuat nafsuku semakin
membumbung tinggi, penisku
semakin keras dan bengkak
sehingga terasa sakit karena
terhimpit oleh celana panjang
yang kukenakan, maka secara
tergesa-gesa tangan kiriku menarik
sleting celana dan mengeluarkan
batang penisku yang tegak kaku.
Dari sudut matanya, Fatma melihat
apa yang kulakukan dan dengan
mata yang terbelalak dan mulut
ternganga ia menjerit pelan
melihat penisku yang tegak kaku
keluar dari dalam celana
”Aaaihhh…”.
Dari sorot matanya, tampak gairah
yang semakin menyala-nyala ketika
menatap penis tegakku. Belaian
tangan kananku semakin naik ke
atas…., ke lututnya, lalu…. Cukup
lama bermain di pahanya yang
sangat halus…., Fatma semakin
menggelinjang ketika tangan
kananku bermain di pahanya yang
halus, dan mulutnya terus-terusan
mengerang dan mengeluh nikmat
“ Euhh….. ouhhhh…..
hmmmnnn…. Ahhhhh……”
Tanganku lalu naik menuju
pangkal paha…., terasa bahwa
bagian cd yang berada tepat di
depan vaginanya sudah sangat
lembab dan basah. Tubuhnya
bergetar hebat ketika jari tanganku
tepat berada di depan vaginanya,
walaupun masih terhalang CD
yang dikenakannya…, tubuhnya
mengeliat kaku menahan
rangsangan nikmat yang semakin
menderanya sambil mengeluarkan
deru nafas yang semakin tersengal
“Ouh….ouhhhh…”
Ketika tangan kananku menarik CD
yang ia kenakan…., ternyata kedua
tangan Fatma membantu
meloloskan CD Itu dari tubuhnya.
Kusingkapkan bagian bawah gamis
yang ia kenakan ke atas hingga
sebatas pinggang, hingga tampak
olehku vaginanya yang indah
menawan, kepalanya kuletakan
pada sandaran lengan kursi..,
kemudian pahanya kubuka lebar-
lebar.., kaki kananku menggantung
ke bawah kursi, sedangkan kaki
kiriku terlipat di atas kursi.
Dengan masih mengenakan celana
panjang, kuarahkan penisku yang
keluar melalui sleting yang terbuka
ke lubang vagina yang merangsang
dan sebentar lagi akan
memberikan berjuta-juta
kenikmatan padaku.
Ku gesek-gesekan kepala penisku
pada lipatan liang vaginanya yang
semakin basah..
”Auw…auw….. Uuhhhh…..
uuuhhh…. Ohhh ….”
Dia mengaduh dan mengeluh…
membuatku bertanya-tanya apakah
ia merasa kesakitan atau menahan
nikmat, tapi kulihat pantatnya naik
turun menyambut gesekan kepala
penisku seolah tak sabar ingin
segera dimasuki oleh penisku yang
tegang dan kaku…. Lalu dengan
hentakan perlahan ku dorong
penisku dan… Blessshhh….
Kepala penisku mulai menguak
lipatan vaginanya dan memasuki
lorong nikmat itu dan..
“AUW… AUW…. Auw… Ouhhh……
uhhhh…… aaahhhh…”
Tanpa dapat terkendali Fatma
mengaduh dan mengerang nikmat
dan mata terpejam rapat….,
rintihan dan erangan Fatma
semakin merangsangku dan secara
perlahan aku mulai memaju
mundurkan pantatku agar penisku
mengocok liang vaginanya dan
memberikan sensasi nikmat yang
luar biasa.
Hal yang luar biasa dari Fatma
ternyata dia terus mengaduh dan
mengerang setiap aku
menyodokkan batang penisku ke
dalam vaginanya. Rupanya dia
merupakan tipe wanita yang selalu
mengaduh dan mengerang tak
terkendali dalam mengekspresikan
rasa nikmat seksual yang
diterimanya. Tak berapa lama
kemudian, tanpa dapat kuduga,
kedua tangan Fatma merengkuh
pantatku dan menarik pantatku
kuat-kuat dan pantatnya
diangkatnya sehingga seluruh
batang penisku amblas ditelan
liang vagina yang basah, sempit
dan nikmat. Lalu tubuhnya kaku
sambil mengerang nikmat
“Auuuww…. Auuuwww……
Auuuuuhhhh….. Aakkkhhhh…..”
kedua kakinya terangkat dan
betisnya membelit pinggangku
dengan telapak kaki yang menekan
kuat pantatku hingga gerakan
pantatku agak terhambat dan
kedua tangannya merengkuh
pundakku dengan kuat dan
beberapa saat kemudian tubuhnya
kaku namun dinding vaginanya
memijit dan berkedut sangat kuat
dan nikmat membuat mataku
terbelalak menahan nikmat yang
tak terperi
Lalu …. badannya terhempas
lemah…, namun liang vaginanya
berkedut dan meremas dengan
sangat kuat batang penisku
sehingga memberikan sensasi
nikmat yang luar biasa.
Gairah yang begitu tinggi akibat
rangsangan yang diterimanya telah
mengantarnya menuju orgasmenya
yang pertama. Keringat tubuhku
membasahi baju membuatku tidak
nyaman, sambil membiarkannya
menikmati sensasi nikmatnya
orgasme yang baru diperolehnya
dengan posisi penisku yang masih
menancap di liang vaginanya, aku
membuka bajuku hingga
bertelanjang dada tetapi masih
mengenakan celana panjang.
Lalu secara perlahan aku mulai
mengayun pantatku agar penisku
mengocok liang vaginanya.
Rasa nikmat kembali menderaku
akibat gesekan dinding vaginanya
dengan batang penisku. Perlahan
namun pasti, pantat Fatma
merespon setiap gerakan pantatku.
Pinggul dan pantatnya bergoyang
dengan erotis membalas setiap
gerakanku.
Mulutnyapun kembali mengaduh
mengekspresikan rasa nikmat yang
kembali dia rasakan
“Auw…Auw… Auuuwww….
Ouhhh…. Aahhh…”
Rangsangan dan rasa nikmat yang
kurasakanpun semakin menjadi-
jadi. Dan erangan nikmatnyapun
terus-menerus diperdengarkan
oleh bibirnya yang tipis
menggairahkan sambil kepala yang
bergoyang kekiri dan ke kanan
diombang-ambingkan oleh rasa
nikmat yang kembali menderanya
“Auw…Auw… Auuuwww…. Oohhh…
ohhh… oohhh…”
Erangan nikmat semakin tak
terkendali dan seolah puncak
kenikmatan akan kembali
menghampirinya hal ini tampak
dari gelinjang tubuhnya yang
semakin cepat dan kedua
tangannya yang kembali menarik-
narik pantatku agar penisku masuk
semakin dalam mengobok-obok
liang nikmatnya dan kedua kakinya
sudah mulai membelit pantatku.
Namun aku mencabut penisku ,
dan hal itu membuat Fatma
gelagapan sambil berkata terbata-
bata
“Ke..napa…..di cabut…? Ouh….
Oh…”
Dengan sorot mata protes dan
napas yang tersengal-sengal…
“Ribet ….”
Kataku, sambil berdiri dan
membuka celana panjang sekaligus
dengan CD yang kukenakan.
Lalu sambil menatapnya
“Gamisnya buka dong..!”
Dia menatapku ragu.., namun
dorongan gairah telah
membutakan pikirannya apalagi
dengan penuh gairah dia
melihatku telanjang bulat di
hadapannya, maka dengan tergesa-
gesa dia berdiri dihadapanku dan
melolosi seluruh pakaian yang
dikenakannya…, mataku melotot
menikmati pemandangan yang
menggairahkan itu. Oohhh….
kulitnya benar-benar putih dan
halus, penisku terangguk-angguk
semakin tegang dan keras. Dia
melepaskan gamis dan BHnya
sekaligus, hingga dihadapanku
telah berdiri bidadari yang sangat
cantik menggairahkan dalam
keadaan bulat menantangku untuk
segera mencumbunya.
Dalam keadaan berdiri aku
langsung memeluknya dan bibirku
mencium bibirnya dengan penuh
gairah…. Diapun menyambut
ciumanku dengan gairah yang tak
kalah panasnya. Bibir dan lidahku
menjilati bibir, pipi lalu ke
lehernya yang jenjang yang selama
ini selalu tertutup oleh jilbabnya
yang lebar…. Fatma mendongakkan
kepala hingga lehernya semakin
mudah kucumbu… Penisku yang
tegang menekan-nekan
selangkangannya membuat dia
semakin bergairah.
Dengan gemetar, tangannya
meraih batang penisku dan
mengarahkan kedepan liang
vaginanya yang sudah sangat
basah dan gatal., kaki kanannya
dia angkat keatas kursi sehingga
kepala penisku lebih mudah
menerobos liang vaginanya dan
blesshh….. kembali rasa nikmat
menjalar di sekujur pembuluh
nadiku dan mata Fatmapun
terpejam merasakan nikmat yang
tak terperi dan dari mulutnyapun
erangan nikmat
“Auw… Auww… Oohh….. akhhh….”
Kepalanya terdongak dan kedua
tangannya memeluk erat
punggungku. Lalu pantatku mulai
bergerak maju mundur agar
batang penisku menggesek dinding
vaginanya yang sempit, basah dan
berkedut nikmat menyambut
setiap gesekan dan kocokan batang
penisku yang semakin tegang dan
bengkak. Diiringi dengan rintihan
nikmat Fatma yang khas… …
”Auw… Auw… Ouhh… ouhh…
ahhh…”
Sambil pantatku memompa liang
vaginanya yang nikmat, kepala
Fatma semakin terdongak ke
belakang sehingga wajahku tepat
berada didepan buahdadanya
yang sekal dan montok, maka
mulut dan lidahku langsung
menjilati dan menghisap buah
dada indah itu.. putting susunya
semakin menonjol keras. Fatma
semakin mengerang nikmat…
”Auw… Auw… Ouhh… ouhh…
ahhh…”
Gerakan tubuh Fatma semakin tak
terkendali, dan tiba-tiba kedua
kakinya terangkat dan membelit
pinggangku, kemudian dia
melonjak-lonjankkan tubuhnya
sambil memeluk erat tubuhku
sambil menjerit semakin keras …
”Auw… Auw… Ouhh… ouhh…
ahhh…”.
Kedua tanganku menahan
pantatnya agar tidak jatuh dan
penisku tidak lepas dari liang
vaginanya sambil merasakan
nikmat yang tak terperi… Tak lama
kemudian kedua tangannya
memeluk erat punggungku dan
mulutnya menghisap dan
menggigit kuat leherku. Tubuhnya
kaku…., dan dinding vaginanya
meremas dan memijit-mijit nikmat
batang penisku. Dan tak lama
kemudian
“AAAAUUUUWWWW………..Hhhooohhhh….”
Dia mengeluarkan jeritan dan
keluhan panjang sebagai tanda
bahwa dia telah mendapatkan
orgasme yang kedua kali…
Tubuhnya melemas dan hampir
terjatuh kalau tak ku tahan. Lalu
dia terduduk di kursi sambil
mengatur nafasnya yang tersengal-
sengal, badannya basah oleh
keringat yang bercucuran dari
seluruh pori-pori tubuhnya.
Tapi dibalik rasa lelah yang
menderanya, gairahnya masih
menyala-nyala ketika melihat
batang penisku yang masih tegang
mengangguk-angguk. Aku duduk
disampingnya dengan nafas yang
memburu oleh gairah yang belum
terpuaskan. Tiba-tiba dia berdiri
membelakangiku, kakinya
mengangkang dan pantatnya
diturunkan mengarahkan liang
vaginanya agar tepat berada
diatas kepala penisku yang berdiri
tegak.
Tangan kanannya meraih penisku
agar tepat berada di depan liang
vaginanya dan … bleshhhh….
“AUUWW…. Auww…. Ahhhh…”
Secara perlahan dia menurunkan
pantatnya sehingga kembali
batang penisku menyusuri dinding
vagina yang sangat nikmat dan
memabukkan..
”Aaahhh……”
erangan nikmat kembali keluar
dari mulutnya. Lalu dia mulai
menaik turunkan pantatnya agar
batang penisku mengaduk-ngaduk
vaginanya dari bawah..
Semakin lama gerakannya semakin
melonjak-lonjak sambil tiada henti
mengerang penuh kenikmatan,
kedua tanganku memegang kedua
buahdadanya dari belakang sambil
meremas dan mempermainkan
putting susu yang semakin keras
dan menonjol. Kepalanya mulai
terdongak dan menoleh kebelakang
mencari bibirku atau bagian
leherku yang bisa diciumnya dan
kamipun berciuman dalam posisi
yang sangat menggairahkan…
lonjakan tubuhnya semakin keras
dan kaku dan beberapa saat
kemudian kembali batang penisku
merasakan pijatan dan remasan
yang khas dari seorang wanita
yang mengalami orgasme sambil
menjerit nikmat
“AAAUUUUUWWWWW……..
Aaakkhhhh………”
Namun saat ini, aku tidak
memberi waktu padanya untuk
beristirahat, karena aku merasa
ada dorongan dalam tubuhku
untuk segera mencapai puncak,
karena napasku sudah tersengal-
sengal tidak teratur, maka kuminta
ia untuk posisi nungging dengan
kaki kanan di lantai sedang kaki
kiri di tempat duduk kursi
sedangkan kedua tangannya
bertahan pada kursi. Lalu kaki
kananku menjejak lantai sedang
kaki kiriku kuletakkan dibelakang
Kaki kirinya sehingga
selangkanganku tepat berada di
belahan pantatnya yang putih,
montok dan mengkilat oleh
basahnya keringat. Tangan
kananku mengarahkan kepala
penisku tepat pada depan liang
vaginanya yang basah dan semakin
menggairahkan. Lalu aku
mendorong pantatku hingga
blessshhh….
“Auw… Auw… Ouhhhh….”
Kembali ia mengeluh nikmat ketika
merasakan batang penisku kembali
memasuki dirinya dari belakang.
Kugerakan pantatku agar batang
penisku kembali mengocok dinding
vaginanya. Fatma memaju
mundurkan pantatnya menyambut
setiap sodokan batang penisku
sambil tak henti-henti mengerang
nikmat..Ouh… ohhh…ayoo.. Pak…
ayo… ohh…ouhh…” Rupanya dia
merasakan batang penisku yang
semakin kaku dan bengkak yang
menandakan bahwa beberapa saat
lagi aku mencapai orgasme. Dia
semakin bergairah menyambut
setiap sodokan batang penisku,
hingga akhirnya gerakan tubuhku
semakin tak terkendali dan kejang-
kejang dan pada suatu titik aku
menancapkan batang penisku
sedalam-dalamnya pada liang
vaginanya yang disambut dengan
remasan dan pijitan nikmat oleh
dinding vaginanya sambil berteriak
nikmat
“Auuuuwwwhhhhhhh……
Aakkhhh…….”
Dan diapun berteriak nikmat
bersamaan denganku. Dan
Cretttt…. Creeetttt… crettttt
spermaku terpancar deras
membasahi seluruh rongga diliang
vaginanya yang nikmat…
Tubuh Fatma ambruk telungkup
dikursi dan tubuhkupun
terhempas di kursi sambil
memeluk tubuhnya dari belakang
dengan helaan napas yang
tersengal-sengal kecapaian…
punggungku tersandar lemas pada
sandaran kursi sambil berusaha
menarik nafas panjang menghirup
udara sebanyak-banyaknya.
Dan kuperhatikan Fatmapun
tersungkur kelelahan sambil
telungkup di atas kursi. Sambil
beristirahat mengumpulkan napas
dan tenaga yang hilang akibat
pergumulan yang penuh nikmat,
mataku menatap tubuh bugil
Fatma yang basah oleh keringat.
Dan terbayang olehku betapa
liarnya Fatma barusan pada saat
dia mengekspresikan kenikmatan
seksual yang menghampirinya.
Semua itu diluar dugaanku.
Aku tak menyangka Fatma yang
demikian anggun dan lemah
lembut bisa demikian liar dalam
bercinta…… Mataku menyusuri
seluruh tubuh Fatma yang bugil
dan basah oleh keringat….
Uhhh……. .. Tubuh itu benar-benar
sempurna …… Putih , halus dan
mulus…. Beruntung sekali malam
ini aku bisa menikmati tubuh
indah ini.
Aku terus menikmati
pemandangan indah ini,
sementara Fatma nampaknya
benar-benar kelelahan sehingga
tak sadar bahwa aku sedang
menikmati keindahan tubuhnya…
Semakin aku memandangi tubuh
indah itu, perlahan-lahan gairahku
muncul kembali seiring dengan
secara bertahap tubuhku pulih
dari kelelahan yang menimpaku.
Dalam hati aku berbisik agar
malam ini aku bisa menikmati
tubuh Fatma sepuas-puasnya
sampai pagi. Membayangkan hal
itu, gairahku dengan cepat
terpompa dan perlahan-lahan
penisku mulai mengeras kembali….
Perlahan tanganku membelai
pinggulnya yang indah, dan
bibirku menciumi pundaknya yang
basah oleh keringat…., namun
nampaknya Fatma terlalu lelah
untuk merespon cumbuanku, dia
masih terlena dengan
kelelahannya… mungkin dia
tertidur kelelahan.
Posisi kami yang berada di atas
kursi panjang ini membuatku
kurang nyaman…, maka kuhentikan
cumbuanku, kedua tanganku
merengkuh tubuh indah Fatma dan
dengan sisa-sisa tenaga yang
mulai pulih kubopong tubuh indah
itu ke kamar.
Dengan penuh semangat aku
membopong tubuh bugil Fatma
kearah kamar.
Kuletakkan tubuhnya dengan hati-
hati dalam posisi telentang. Fatma
hanya melenguh lemah dengan
mata yang masih terpejam. Aku
duduk di atas kasur sambil
memperhatikan tubuh indah ini
lebih seksama.
Semakin keperhatikan semakin
terpesona aku akan kesempurnaan
tubuh Fatma yang sedang
telanjang bugil. Kulit yang
demikian putih , halus dan
mulus….. dengan bagian
selangkangan yang benar-benar
sangat indah dan merangsang.
Di sela-sela liang vaginanya
terlihat lelehan spermaku yang
keluar dari dalam liang vaginanya
mengalir keluar ke sela-sela kedua
pahanya.. Aku mengambil tissue
yang ada di pinggir tempat tidur
dan mengeringkan lelehan sperma
itu dengan penuh perasaan.
Fatma menggeliat lemah., lalu
matanya terbuka sedikit sambil
mendesah..
”uhhh……”
Bibir dan lidahku tergoda untuk
menciumi dan menjilati batang
paha Fatma yang demikian putih
dan mulus. Dengan penuh nafsu
bibir dan lidahku mulai mencumbu
pahanya. Seluruh permukaan kulit
paha Fatma kuciumi dan jilati…
tak ada satu milipun yang
terlewat. Lambat laun gairah
Fatma kembali terbangkitkan,
mulutnya mendesis nikmat dan
penuh rangsangan
“uhhh….. ohhhh… sssssttt…”
Sementara telapak tanganku
bergerak lincah membelai dan
mengusap paha, pantat, perut dan
akhirnya meremas-remas
buahdadanya yang montok.
Erangannya semakin keras ketika
aku memelintir putting susunya
yang menonjol keras
“Euhh….. Ouhhh…. Auw……
Ahhh…”
Disertai dengan gelinjang tubuh
menahan nikmat yang mulai
menyerangnya. Penisku semakin
keras dan aku mulai memposisikan
kedua pahaku di bawah kedua
pahanya yang terbuka, lalu
mengarahkan penisku ke tepat di
lipatan vaginanya yang basah dan
licin.
Kugesek-gesekan kepala penisku
sepanjang lipatan vaginanya,
tubuhnya semakin bergelinjang….,
pantatnya bergerak-gerak
menyambut penisku seolah-olah
tak sabar ingin ditembus oleh
penis tegangku. Namun aku terus
merangsang vaginanya dengan
penisku…., dia semakin tak sabar
…… tubuhnya semakin
bergelinjang hebat.
Dan akhirnya ia bangkit dan
mendorong tubuhku hingga
telentang di atas kasur, dia
langsung menduduki
selangkanganku… mengangkat
pantatnya dan tangannya dengan
gemetar meraih penisku dan
mengarahkan ke tepat liang
vaginanya, lalu langsung menekan
pantatnya dalam-dalam hingga…….
Blessshhhh……. batang penisku
langsung menerobos dinding
vaginanya yang basah namun
tetap sempit dan berdenyut-
denyut. Mataku nanar menahan
nikmat…., napasku seolah-olah
terhenti menahan nikmat yang ku
terima…
”Uhhhh…..”
Mulutku berguman menahan
nikmat. Dengan mata terpejam
menahan nikmat, Fatmapun
mengaduh.
”Auuww…. OOhhhhhhh……”
Pantatnya dia diamkan sejenak
merasakan rasa nikmat yang
menjalar ke seluruh tubuhnya.
Lalu secara perlahan dia menaik
turunkan pantatnya hingga
penisku mengocok-ngocok
vaginanya dari bawah….. Erangan
khasnya kembali dia perdengarkan
“Auw….. auw…. auw… euhhhh…..”
Semakin lama gerakan pantatnya
semakin bervariasi…, kadang
berputar-putar…. Kadang maju
mundur dan terkadang ke atas ke
bawah bagaikan piston sambil tak
henti-hentinya mengaduh
nikmat…
Gerakannya semakin lincah dan
liar, membuat aku tak henti-
hentinya menahan nikmat.
Kembali aku terpana oleh keliaran
Fatma dalam bercinta…., sungguh
aku tak menyangka…..Wanita
sholeh…., anggun dan lembut ini
begitu liar dan lincah.
”Ouhhhh…. ouhhhh …”
Aku pun mengeluh nikmat
menyahuti erangan nikmat yang
keluar dari bibirnya yang tipis.
Buahdadanya yang montok dan
indah terguncang-guncang keras
akibat gerakannya yang lincah dan
membuatku tanganku terangsang
untuk meremasnya, maka kedua
buahdada itu kuremas-remas
gemas. Fatma semakin mengerang
nikmat
“Auw…. Auw….auhh….ouhhh…”
Lalu gerakannya semakin keras tak
terkendali…, kedua tangannya
mencengkram erat kedua tanganku
yang sedang meremas-remas
gemas buahdadanya…,, dan
badannya melenting sambil
menghentak-hentakkan pantatnya
dengan keras hingga penisku
masuk sedalam-dalamnya….
Dan akhirnya tubuhnya kaku
disertai dengan jeritan yang cukup
keras
“Aaaaakkhhhsssss………….”
Dan tubuhnya ambruk
menindihku……. Namun dinding
vaginanya berdenyut-denyut serta
meremas-remas batang penisku….
Membuatku semakin melayang
nikmat….
Ya…. Fatma baru saja memperoleh
orgasme yang pertama di babak
kedua ini…. Dengan tubuh yang
lemas dan napas yang tersengal-
sengal bagaikan orang sudah
melakukan lari marathon bibirnya
menciumi lembut pipiku dan
berkata sambil mendesah…
”Bapak…. Benar-benar hebat….”
Lalu mengecup bibirku dan
kembali kepalanya terkulai di
samping kepalaku sehingga
dadaku merasakan empuknya
dihimpit oleh buahdadanya yang
montok.
Penis tegangku masih menancap
dengan kokoh di dalam liang
vaginanya, dan semakin lama
denyutan dinding vaginanyapun
semakin melemah… Kugulingkan
tubuhnya hingga tubuhku
menindih tubuhnya dengan tanpa
melepaskan batang penisku dari
jepitan vaginanya.
Tangan kananku meremas-
meremas buah dadanya diselingin
memilin-milin putting susu
sebelas kiri, sementara bibirku
menjilati dan menghisap-hisap
putting susu sebelah kanan,
sambil pantatku bergerak perlahan
mengocok-ngocok vaginanya.
Perlahan namun pasti…, Fatma
mulai menggeliat perlahan-
lahan…, rangsangan kenikmatan
yang kulakukan kembali
membangkitkan gairahnya yang
baru saja terpuaskan…
“Emmhhh…… euhhhh………
auh……..”
Dengan kembali dia mengerang
nikmat… Pinggulnya bergoyang
mengimbangi goyanganku…. Kedua
tangannya merengkuh
punggungku….
“Auw…. Auw…… ahhh….auhhh…”
Kembali dia mengaduh dengan
suara yang khas, menandakan
kenikmatan telah merasuki
dirinya… Goyang pinggulnya
semakin lincah disertai dengan
jeritan-jeritannya yang khas.
Dalam posisi di bawah Fatma
menampilkan gerakan-gerakan
yang penuh sensasi… Berputar….,
menghentak-hentak …, maju
mundur bahkan gerakan patah-
patah seperti yang diperagakan
oleh penyanyi dangdut terkenal.
Kembali aku terpana oleh gerakan-
gerakannya…. Yang semua itu
tentu saja memberikan kenikmatan
yang tak terhingga padaku…..
Sambil mengerang dan mengaduh
nikmat…, tangannya menarik
kepalaku hingga bibirnya bisa
menciumi dan menghisap leherku
dengan penuh nafsu. Gerakan
pinggul Fatma sudah berubah
menjadi lonjakan-lonjakan yang
keras tak terkendali, kedua kakinya
terangkat dan membelit dan
menekan pantatku hingga
pantatku tidak bisa bergerak,
Kedua tangannya menarik-narik
pundakku dengan keras dengan
mata terpejam dan gigi yang
bergemeretuk.
Dan akhirnya tubuhnya kaku
sambil menjerit seperti yang yang
disembelih…
”AAkkkkkhhhh…….”
Kembali Fatma mengalami orgasme
untuk ke sekian kalinya…. Aku
hanya terdiam tak bisa bergerak
tapi merasakan nimat yang luar
biasa, karena walaupun terdiam
kaku, namun dinding vagina Fatma
berkontraksi sangat keras sehingga
memijit dan memeras nikmat
batang penisku yang semakin
membengkak Tak lama kemudian
tubuhnya melemas…., kedua
kakinya sudah terjulur lemah
Kuperhatikan napasnya tersengal-
sengal…, Fatma menatap wajahku
yang berada diatas tubuhnya.,
Lalu dia tersenyum seolah-olah
ingin mengucapkan terima kasih
atas puncak kenikmatan yang baru
dia peroleh….
Kukecup bibirnya dengan lembut…
Tubuhku kutahan dengan kedua
tangan dan kakiku agar tidak
membebani tubuhnya, Sambil
bibirku terus menciumi bibir, pipi,
leher , dada, hingga putting
susunya untuk merangsangnya
agar gairahnya segera bangkit
kembali…
Kuubah posisi tubuhku hingga aku
terduduk dengan posisi kedua kaki
terlipat dibawah kedua paha
Fatma yang terangkat mengapit
pinggangku. Buahdadanya yang
indah dan basah oleh keringat
begitu menggodaku. Dan kedua
tanganku terjulur untuk meremas-
remas buah dada yang montok dan
indah
“Euhh…. Euhhh…. “
Kembali tubuhnya menggeliat
merasakan gairah yang kembali
menghampirinya. Sambil kedua
tanganku mempermainkan
buahdadanya yang montok…,
pantatku kembali berayun agar
penisku kembali mengaduk-ngaduk
liang vagina Fatma yang tak henti-
hentinya memberikan sensasi
nikmat yang sukar tuk dikatakan….
Hentakan pantatku semakin lama
semakin keras membuat buah
dadanya terguncang-guncang
indah. Erangan nikmat yang khas
kembali dia perdengarkan….
Kepalanya bergerak ke kanan dan
kekiri seperti dibanting oleh rasa
nikmat yang kembali
menyergapnya…
Pinggul Fatma mulai membalas
setiap hentakan pantatku…..,
bahkan semakin lama semakin
lincah disertai dengan lenguhan
dan jeritan nikmat yang khas….
Kedua tanganku memegangi kedua
lututnya hingga pahanya semakin
terbuka lebar membuat gerakan
pinggulku semakin bebas dalam
mengaduk dan mengocok
vaginanya.
“Auw….Auw…. Auw….
Aahhh….ahhhh”
Erangan nikmat semakin
meningkatkan gairahku…. Dan
penisku semakin bengkak…. Dan
ternyata dengan posisi seperti
membuat jepitan vagina semakin
kuat dan membuatku semakin
nikmat. Dan tanpa dapat
kukendalikan gerakanku semakin
liar tak terkendali seiring dengan
rasa nikmat yang semakin
menguasai diriku… Fatmapun
mengalami hal yang sama…,
penisku yang semakin membengkak
dengan gerakan-gerakan liar yang
tak terkendali membuat orgasme
kembali dengan cepat
menghampirinya dan dia pun
kembali menjerit-jerit nikmat
menjemput orgasme yang segera
tiba…
“Auw….Auw…. Auw….
Aahhh….ahhhh”
Akupun merasa bahwa orgasme
akan menghampiriku…., tanpa
dapat kukendalikan gerakan sudah
berubah menjadi hentakan-
hentakan yang keras dan kaku.
Hingga akhirnya orgasme itu
datang secara bersamaan dan
kamipun menjerit secara
bersamaan bagaikan orang yang
tercekik.
“AAkkkkkkhhssss…………..”
Pinggul kami saling menekan
dengan keras dan kaku sehingga
seluruh batang penisku amblas
sedalam-dalamnya dan beberapa
saat kemudian.
Creetttt….creeettttt…. cretttt…..
Sperma kental terpancar dari
penisku menyirami liang vagina
Fatma yang juga berdenyut dan
meremas dengan hebatnya…
Tubuhkupun ambruk… ke pinggir
tubuh Fatma yang terkulai
lemah…., namun pantatku masih
diatas selangkangan Fatma
sehingga Penisku masih menancap
di dalam liang vaginanya. Kami
benar-benar kelelahan sehingga
akupun tertidur dalam posisi
seperti itu….
Malam itu benar-benar
kumanfaatkan untuk menikmati
tubuh Fatma sepuas-puasnya..
Entah berapa kali malam itu kami
bersetubuh……., yang kutahu
adalah kami selalu mengulangi
berkali-kali…. Hingga hampir
subuh…. Dan tertidur dengan
pulasnya karena semua tenaga
telah terkuras habis …
Pagi-paginya sekitar jam 6 pagi
aku mendengar Fatma menjerit..
”Apa yang telah terjadi..? Kenapa
bisa terjadi begini..?”
Lalu dia menangis tersedu-sedu
sambil tiada henti mengucap
istigfar…. Sambil tak mengerti
mengapa kejadian semalam bisa
terjadi.
Tak lama kemudian dia berkata
padaku sambil menangis
“Sebaiknya bapak secepatnya
meninggalkan tempat ini…!”
katanya marah . Akupun keluar
kamar memunguti pakaianku yang
tercecer diluar kamar dan
mengenakannya serta keluar dari
kamarnya sambil membawa laptop
dan kembali ke kamarku.
Sedangkan Fatma terus menangis
menyesali apa yang telah terjadi.
Sejak saat itu selama sisa masa
workshop, Fatma benar-benar
marah besar padaku, dia
memandangku dengan tatapan
marah dan benci. Aku jadi salah
tingkah padanya dan tak berani
mendekatinya.
Dan sampai hari terakhir workshop
Fatma benar-benar tidak mau
didekati olehku. Setelah aku keluar
dari kamar hotelnya, Fatma terus
menangis menyesali apa yang
telah terjadi. Dia tak habis
mengerti mengapa gairahnya
begitu tinggi malam tadi dan tak
mampu dia kendalikan sehingga
dengan mudahnya berselingkuh
denganku.
Ingat akan kejadian semalam,
kembali dia menangis menyesali
atas dosa besar yang dilakukannya.
Dia merasa sangat bersalah karena
telah menghianati suaminya,
apalagi pada saat dia mengingat
kembali betapa dia sangat
menikmati dan puas yang tak
terhingga pada saat bersetubuh
denganku….
Ya… dalam hatinya yang paling
dalam, secara jujur Dia mengakui,
bahwa malam tadi adalah
pengalaman yang baru pertama
kali dialami seumur hidupnya,
dapat merasakan kenikmatan
orgasme yang berulang-ulang
dalam satu malam, Dia sampai
tidak ingat, entah berapa puluh
kali dia mencapai puncak orgasme,
akibatnya dia merasakan tulangnya
bagaikan dilolosi sehingga terasa
sangat lemah dan lunglai, habis
semua tenaga terkuras oleh
pertarungan semalam yang begitu
sensasional. Dan hal itu belum
pernah dia alami selama berumah
tangga dengan suaminya.
Suaminya paling top hanya mampu
mengantarnya menjemput satu
kali orgasme bersamaan dengan
suaminya, setelah itu tertidur
sampai subuh dan itupun jarang
sekali terjadi.
Yang paling sering adalah dia
belum sempat menjemput puncak
kenikmatan, suaminya sudah
ejakulasi terlebih dahulu,
meninggalkan dia yang masih
gelisah karena belum mencapai
puncak.
Dan peristiwa tadi malam, benar-
benar istimewa karena dia mampu
mencapai kenikmatan puncak yang
melelahkan hingga berkali-kali.
Ingat akan hal itu kembali dia
menyesali diri…, kenapa dia
mendapatkan kenikmatan
bersetubuh yang luar biasa harus
dari orang lain dan bukan dari
suaminya sendiri…. Kembali dia
menangis……
Dia berjanji untuk tidak
mengulanginya lagi dan bertobat
atas dosa besar yang dilakukannya.
Dan dia akan menjauhi diriku agar
tidak tergoda untuk yang kedua
kalinya. Itulah sebabnya selama
sisa waktu workshop, dia selalu
menjauh dariku. Hari terakhir
workshop, Fatma begitu gembira
karena akan meninggalkan tempat
yang memberinya kenangan
“buruk” ini dan Dia begitu
merindukan suaminya sebagai
pelampiasan atas kesalahan yang
sangat disesalinya.
Sehingga begitu tiba di rumah, dia
memeluk suaminya penuh
kerinduan. Tentu saja suaminya
sangat bahagia melihat istrinya
datang setelah seminggu berpisah.
Dan malamnya setelah anak-anak
tidur mereka melakukan hubungan
suami istri.
Fatma begitu bergairah tidak
seperti biasanya, dia demikian
aktif mencumbu suaminya. Hal ini
membuat suaminya aneh sekaligus
bahagia, aneh… karena selama ini
suaminyalah yang meminta dan
merangsangnya sedangkan Fatma
lebih banyak mengambil posisi
sebagai wanita yang menerima,
tapi kali ini sungguh beda…
Fatma begitu aktif dan bergairah.
Tentu saja perubahan ini membuat
suaminya sangat bahagia,
suaminya berfikir… baru seminggu
tidak bertemu saja istrinya sudah
demikian merindukannya sehingga
melayani suaminya dengan sangat
bergairah.
Dan akhirnya suaminyapun
tertidur bahagia Namun, lain yang
dialami suami, lain pula yang
dialami oleh Fatma, malam itu
Fatma begitu kecewa, Dia begitu
bergairah dan berharap untuk
meraih puncak bersama suaminya,
namun belum sempat dia
mencapai puncak, suaminya telah
sampai duluan.
Suaminya mengecup bibirnya
penuh rasa sayang, sebelum
akhirnya tertidur pulas penuh
kebahagiaan, meninggalkan dirinya
yang masih menggantung belum
mencapai puncak. Fatmapun
melamun…… Terbayang olehnya
peristiwa di hotel, bagaimana dia
bisa mencapai puncak yang luar
biasa secara berulang-ulang.
“Uhhh……”
Tanpa sadar dia mengeluh Di
bawah alam sadarnya dia berharap
kapan dia dapat kembali
merasakan kepuasan yang
demikian sensasional itu..? Namun
buru-buru dia beristigfhar setelah
sadar bahwa peristiwa itu adalah
suatu kesalahan yang sangat fatal.
Namun….., kekecewaan demi
kekecewaan terus dialami Fatma
setiap kali dia melakukan hubngan
suami istri dengan suaminya. Dan
selalu saja dia membandingkan
apa yang dialaminya dengan
suaminya; dengan apa yang
dialaminya waktu di hotel
denganku.
Hal itu membuatnya tanpa sadar
sering menghayalkan bersetubuh
denganku pada saat dia sedang
bersetubuh dengan suaminya, dan
hal itu cukup membantunya dalam
mencapai kepuasan orgasme.
Dan tentu saja kondisi seperti itu
membuatnya tersiksa, tersiksa
karena telah berkhianat terhadap
suaminya dengan membayangkan
pria lain pada saat sedang
bermesraan dengan suaminya.
Semakin betambah hari, godaan
mendapatkan kenikmatan dan
kepuasan dariku semakin besar
karena dia tidak bisa
mendapatkannya dari suaminya.
Dan akhirnya dia menjadi sering
merindukanku. Tentu saja hal ini
merupakan siksaan baru baginya.
Itulah sebabnya, satu bulan
setelah peristiwa di hotel, Fatma
tidak terlihat membenciku. Bahkan
secara sembunyi-sembunyi dia
sering memperhatikan dan
menatapku dengan tatapan penuh
kerinduan.
Dia tidak marah lagi bila didekati
olehku, bahkan dia tersenyum
penuh arti bila bertatapan
denganku. Hal ini tentu saja
membuatku bahagia Namun
perubahan itu, tidak membuat
tingkah lakunya berubah.
Tetap saja Fatma menampilkan
sosok wanita berjilbab yang
anggun dan sholehah. Hingga
pada waktu istirahat siang, dimana
rekan-rekan sekantor sedang keluar
makan siang, Aku mendekati Fatma
yang kebetulan saat itu belum
keluar ruangan untuk beristirahat
dan dengan hati-hati aku berkata
padanya
“Bu…, maaf saya atas kejadian
waktu itu…!”
Aku berharap-harap cemas
menunggu reaksinya…, namun
akhirnya dia menjawab dengan
jawaban yang sangat melegakan,
“Sudahlah Pak, itu semua karena
kecelakaan…, saya juga minta
maaf…, karena tadinya
menganggap, itu semua adalah
kesalahan bapak…., setelah saya
pikir…, sayapun bersalah karena
membiarkan itu terjadi…”.
Dan selanjutnya sambil tersenyum
manis, dia mohon ijin padaku
untuk istirahat makan siang. Dan
meninggalkan diriku di ruangan
itu. Sejak saat itu terjadi
perubahan drastis atas sikapnya
terhadapku, dia menjadi sering
tersenyum manis padaku…, bisa
diajak ngobrol olehku, bahkan
kadang-kadang membalas kata-
kata canda yang aku lontarkan
padanya..
Tentu saja perubahan ini,
menimbulkan pikiran lain pada
diriku…, Ya… pikiran untuk bisa
kembali menikmati tubuhnya….,
tapi bagaimana caranya…?
CERITA DEWASA EDISI TERBARU 2015UPDATE TERBARU 08-02-2015
cerita selanjutnya
pembantu rumahku aku entot
pembantu pemuas majikan
ibu kost lily
kisah ngentot janda penjaga warung
ngentotin ibu mertua ku yg molek bahenol
enaknya bercumbu dengan mbak indri yg hot membahana
ketagihan ngentot sama istri temen
cewek di kenal solehah di entotin ampe muncrat
gairah seorang uztazah dilla
KUMPULAN FOTO" & VIDEO HOT TERBARU kumpulan foto foto hot sex
video hot sex

Facebook 1twitter


C-STAT
U-ON
_footer
Mau dollar gratis klik disini

09 Counter :
12 Follow : 12
13 kunjungan : 725
icon_14 harian : 2
icon_15 Bulanan : 3
icon_16 Tahunan : 4
TOP-
RATING
C-STAT
U-ON

on Online
by : 20150214102300 1 hadisofian
TONOK COMUNITY
Copyright © 2013-2024
by : WAPMASTER